Sherly's Diary

Today is a new story for a new history

Pengen Jadi Ibu?

By 13:35:00


Ada perasaan seneng dan sedih kalau di feed sosial media ngeliat temen sebaya lagi posting foto anaknya yang masih kecil. Kalau senengnya sih udah wajar lah ya, memang pada dasarnya hampir semua manusia suka liat anak kecil, apalagi yang masih bayi gitu kan imut lucu. Tapi loh kok ada sedihnya juga? Ya, mungkin bisa ditebak lah. Jawabannya, karena saya pengen punya juga, ahaha. 

Kemudian saya mikir-mikir lagi, apa kamu sudah siap kalau punya anak? Apa kamu sudah siap mendidik? Apa kamu sudah siap dengan ilmu-ilmu yang akan kamu terapkan dan kamu berikan ke mereka? Ya meskipun semua kesiapan itu akan hadir secara naluriah bersamaan dengan hadirnya anak, tapi menurut saya alangkah baiknya jika diri ini juga ikut mempersiapkan ilmu dan mental biar lebih sempurna. Karena anak itu amanah kan ya, tanggungannya berat kalau tidak mampu mendidik dengan baik. Tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat nanti akan dimintai pertanggungjawaban. 

Kalau ingin punya anak yang pinter, sholeh, hafidz/hafidzah, ya saya sebagai calon ibunya ini juga harus belajar biar banyak ilmu agar jadi Ibu yang sholehah dan juga harus mulai menghafalkan Al-Qur'an sedikit demi sedikit. Karena anak itu kan terlahir sebagai kertas putih, tinggal kita sebagai orangtua mau nulis apa di situ. Dan kebiasaan orangtua itu juga akan berpengaruh dengan tulisan pada lembar putih tersebut. Anak kecil kan cenderung mencontoh orangtuanya. Kalau misal saya (naudzubillah) males-malesan aja, bisa jadi nanti anaknya ikut nyontoh males juga. Jadi harus dipersiapkan ilmu dengan sebaik-sebaiknya. 

Kalau punya ponakan masih kecil di rumah, bisa dipraktekkan untuk kita belajar parenting. Contohnya saya, hehe. Belajar mandiin ponakan yang masih bayi, ngajakin dia jalan-jalan, nyuapin saat makan, dan ngajarin ponakan yang udah besar kalau dia ada PR. Mandiin anak bayi sih nggak terlalu berat ya, tapi ngajarin saat ngerjakan PR ini yang agak susah bagi saya. Kalau dianya agak males-malesan, terkadang saya masih suka nggak sabaran, rasanya pengen nangis aja kenapa kok dia nggak nurut. Jadi, kayaknya saya harus belajar untuk lebih sabar nih, haha 😂

Tidak ada yg tau kamu sudah siap untuk punya anak (tentu saja menikah dulu ya) atau belum, kecuali diri kamu sendiri dan pastinya Allah. Kamu yang tau, kapan kamu siap mental untuk mengasuh dan mendidik anak. Kamu juga yang tau, kapan kamu siap untuk menikah, berumah tangga, dan memiliki keluarga. Kamu harus bisa membedakan, mana emosi dan mana yang benar-benar niat. Jangan hanya karena temen sepantaran posting foto anaknya, trus kamu juga jadi pengen punya gitu. Bukan. 

Menikah dan punya anak itu bukan lomba. Jadi, kamu nggak usah kesulut emosi ikutan pengen juga, padahal kamu sendiri belum siap ilmu dan mental. Kalau belum siap ya siapkan apapun yang menurut kamu perlu, contohnya seperti apa yang ada di paragraf ke-dua. Banyak-banyak belajar ilmu parenting. Meskipun kadang prakteknya nggak sesuai teori, tapi setidaknya kita punya wawasan bagaimana cara mengasuh dan mengasihi mereka. Karena mereka adalah calon generasi Rabbani, umat yang akan dibanggakan oleh Rasulullah di akhirat nanti. Jadi, persiapkan semua dengan sebaik-baiknya. Dan yang paling utama, niatkan semua sebagai ibadah. 

Setelah bertanya pada diri sendiri, ternyata saat ini saya masih belum siap. Masih banyak sekali PR yang harus saya tuntaskan sebelum pantas menjadi Ibu, haha. Semangat mempersiapkan diri untuk mencetak generasi terbaik!


You Might Also Like

1 comments

  1. Sangat setuju dengan tulisannya terutama di paragraf terakhir..
    Seringkali yang bikin jengkel adalah mereka yang merendahkan temannya yang belum menikah, seolah jika sudah menikah maka dia jauh lebih berkelas daripada temannya yang belum menikah itu...

    Padahal emang menikah bukanlah kompetisi atau lomba cepat-cepatan.., melainkan sebuah ibadah suci untuk melengkapi Islam..
    Terlebih kalau sudah dikasih anak sama Allah SWT.. Merupakan tanggung jawab super besar untuk mendidiknya tumbuh menjadi seorang manusia...

    ReplyDelete