Menghargai Ucapan Seseorang
Menjaga Hati Sumber: http://markazdakwah.or.id |
Entah, menjadi orang baik hati susah banget ya. Harus belajar terus tiap hari, belajar dari kehidupan, belajar menata hati. Padahal niat sudah kuat, tapi ada saja hal yang membuat usaha ini jadi gagal. Baik hati itu tidak sekedar untuk diucapkan begitu saja, untuk penerapannya asli susah! Apa saya perlu jadi anak yang rajin menabung ya biar jadi baik hati juga? Apa juga perlu jadi anak yang suka menolong? Kalau tidak sombongnya sih, insyaAllah tidak (bukan narsis). Bingung ya saya lagi nulis apa ini? Hahaha.
Berat sekali ujiannya untuk bisa menjadi anak baik. Lebih spesifiknya lagi mungkin ini bisa disebut dengan "menghargai seseorang". Contoh kecilnya saja, misal sedang terjadi percakapan dengan teman saya. Saat saya selesai bicara, si dia itu mau memberitahu/membenarkan sesuatu yang telah saya ucapkan. Sedangkan saya sebenarnya juga sudah tahu hal itu.
Harusnya kan saya tetep diam saja sambil manggut-manggut atau menimpali dengan jawaban "oh, begitu ya...", "emmm, iya ya...", dan lain-lain. Hal itu sebenarnya lebih baik saya lakukan, agar lawan bicara saya senang karena merasa dihargai. Tapi kenyataannya, tak seindah apa yang saya inginkan, yang saya niatkan. Saya malah menyahuti gitu aja sambil menambahi jawabannya juga, sok lebih ngerti gitu lah. Kalau seperti ini, hanya membuat sakit hati lawan bicara saya bukan? Hiksss, reflek yang nggak bagus ini harus segera diberantas!
Hanya sekedar opini dari saya tentang baik hati, wallahu a'lam bisshowab...
0 comments