Pantai Senggigi dan Ayam Taliwang
Selamat pagi! Selamat liburan!
Alhamdulillah, semoga weekend pertama
di bulan Ramadhan ini jadi lebih menyenangkan.
Oh iya, weekend kemana aja nih? Jangan bilang nggak kemana-mana karena lagi
puasa loh ya… Meskipun lagi puasa kita semua harus semangat.
Kali ini saya akan berbagi
pengalaman saya jalan-jalan pertama di pulau Lombok. Sekitar dua minggu kemarin,
saya nengokin pantai yang terkenal di pulau ini. Yes, pantai Senggigi. Senggigi mempunyai garis pantai yang panjang
dan lokasinya lebih rendah daripada jalan raya. Di seberang jalan dari pantai
Senggigi banyak tebing-tebing yang membuatnya semakin indah walau kita hanya
numpang lewat jalan.
Here We Go! |
Lombok Barat |
Solusi Andalan |
Lokasi pantainya juga tidak
terlalu jauh dari tempat saya tinggal. Perjalanannya hanya membutuhkan waktu
sekitar 45 menit. Jalannya juga nggak terlalu macet meskipun saat itu sedang weekend. Di sekitar jalan banyak saya
temui turis dari macanegara. Hawa-hawanya hampir mirip seperti Bali, tetapi di
sini lebih sepi. Oh ya, saya ke pantainya waktu itu pas sore ya.
Semakin mendekati pantai, semakin
terlihat banyak cottage, hotel, dan
resto seafood sepanjang jalan. Saat itu
hanya satu pertanyaan di benak saya, “Pintu masuk ke Pantainya ini dimana?”
Semakin lurus, wujud pantainya
semakin menghilang dan berganti jadi hotel-hotel yang berjajar. Akhirnya, saya
memutuskan untuk bertanya kepada salah satu satpam yang sedang mengawasi
pembangunan sebuah hotel, “Pak, pintu masuk pantai Senggigi ini dimana ya?”
“Oh sudah kelewatan, pintu
masuknya deket sama hotel ‘A’. Adek nanti kalo liat batu besar di kiri jalan
deketnya pertigaan, nah itu pintu masuknya,” Jawab Pak Satpam.
“Kelewatan ya ini Pak? Berarti harus
puter balik lagi? Oke Pak, makasih ya,” Kata saya.
“Iya dek, sama-sama,” Kata Pak
Satpam.
Baiklah, saya harus putar balik sambil
ketawa-ketawa sendiri di jalan. Ya maklum, namanya juga orang baru di sini.
Sepanjang jalan, saya berkali-kali
noleh ke sebelah kanan buat nyari petunjuk yang dikasih Pak Satpamnya tadi. Tidak
lama, saya udah nemuin hotel ‘A’ berarti tinggal satu petunjuk lagi, batu besar
dekat pertigaan. Pertigaan di sini jarang sekali, karena jalanannya
berkelok-kelok. Sekali ada pertigaan, kami langsung liat apa ada batu besarnya.
Dan ternyata, bukan batu besar yang ada, tapi plakat nama kotak yang didesain
dengan batu-batu marmer coklat. Ya ampun, saya kira aja itu bakal berwujud batu
kali bulet gede warnanya item gitu, eh ternyata… :D
Ternyata itu bukan pintu utama, tapi hanya
sebuah gang menuju pantainya. Tapi jangan salah loh, di gang ini banyak
hotel-hotel, cottage, toko
perlengkapan surfing, bar, dll. Sekilas
hampir mirip lah sama suasana Pantai Kuta, hanya saja kurang rame.
Kurang lebih 700 meter dari depan
gang saya sudah sampai di pintu masuk pantainya. Di sini saya hanya membayar
uang parkir saja sebesar Rp 5.000. Uang masuknya nggak ada alias gratis. Jadi kalau
kita kesininya jalan, ke pantainya tinggal masuk aja deh.
Suasananya lumayan ramai,
pantainya cukup bagus. Saat saya ke sana bertepatan dengan sunset, jadi pemandangannya keren sekali, masyaAllah….
MasyaAllah! |
Liat Apa Buk? |
Dermaga Apung |
Di sepanjang pantai banyak
terdapat pedagang yang menjual kelapa muda dan Sate Bulayak, makanan khas
Lombok. Saya memesan satu buah kelapa muda, dihargai Rp 15.000.
Kelapa Muda |
Senja di Senggigi |
Sepulang dari sini, saya ngisi
perut dulu di warung pinggir jalan. Menu yang dipilih adalah Ayam Taliwang, salah
satu makanan khas dari NTB. Ada dua opsi untuk penyajiannya, dibakar atau
digoreng. Gimana rasanya? Saya pikir rasanya hampir sama dengan Ayam Bakar Jawa,
ternyata sama sekali beda. Rasa yang lebih mendominasi adalah pedas dan asin,
tidak ada rasa manisnya. Karena saya tidak terlalu suka asin, jadi saya lebih
suka Ayam Bakar Jawa daripada Ayam Bakar Taliwang.
Nyaaaaamm |
Sambal |
Beberuk |
Ayam Bakar Taliwang |
Coba tebak, saya harus membayar berapa untuk semua menu di atas? Rp 40.000! Cukup murah bukan?
Nah, demikian cerita saya pertama
kali jalan-jalan di Lombok. Terima kasih udah menyempatkan waktunya untuk
membaca ya.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya dan selamat weekend :)
8 comments
kalau belinya di daerah kota Mataram biasanya ada pilihan rasa sambalnya mba untuk menu ayam taliwang. Ada pedes, pedes banget, ada juga yang pedas manis alias ditambahin madu gitu bumbunya.. selamat menikmati hari-hari di Lombok mba hehe salam kenal
ReplyDeletehai mbak Baiq :)
Deleteoh ternyata di rumah makan tertentu bisa milih tambahan bumbu ya mbak? wah bolehlah kapan-kapan saya coba di tempat lain. iya terima kasih mbak, salam kenal juga, kapan-kapan main bareng yuk :D
This comment has been removed by the author.
Deleteboleeehhh...hehehe
Deleteiya mba, di sekitaran mataram banyak warung ayam taliwang (biassanya yang buka dipinggir jalan menjelang sore-malem) disana ada pilihan bumbu pake madu, cocok bagi yang gak suka pedes. Tapi saya karena sukanya pedes jadinya gak pernah nyoba yg rasa madu :D
aku waktu itu nyobain di ayam taliwang pinggir jalan juga mbak, deketnya taman malomba mataram. tapi nggak ditawari yg rasa madu, mungkin di situ nggak ada kali ya yg rasa madu :D
Deletembak baiq di mataram mana tinggalnya?
di Bertais mba, sweta ke timurnya lagi, hehe
DeleteSuamiku bilang sih dia lebih suka Lombok ketimbang Bali, krn Lombok ga rame turis, mau menikmati liburan juga asyik :D . 6 tahun lalu kita pernah ke Gili Nanggu, pantainya bersih, bisa kaish makan ikan langsung ke tempat ikannya kumpul :D .
ReplyDeleteLihat Ayam Taliwang jadi pengen, catat ah kali aja ada kesempatan lagi ke Lombok pengen coba juga :) .
hai mbak Nella :D iya mbak Lombok lebih sepi daripada Bali tapi katanya wisatanya lebih bagus Lombok daripada Bali, hihi.
Deletewah udah pernah main ke Gili Nanggu ya mbak? aku kalah nih belum keliling :D
yuk mbak kapan2 main ke Lombok lagi, nanti kita kulineran hihi ;)