Sherly's Diary

Today is a new story for a new history

Tentang Awal Mula Bekerja di PLN (Bag. 1-2)

By 22:00:00


Assalamu'alaikum... Hallo semua!

Nggak kerasa tahunnya sekarang udah berganti dari 2016 menjadi 2017. Well, dalam postingan yang perdana di tahun 2017 ini, saya mau sedikit cerita gimana sih perjalanan saya sampai bisa bekerja di tempat yang sekarang. Kali aja ada yang penasaran kan, ehehe. Sebenernya ini rencananya mau saya tulis di bulan Desember tahun kemarin pas anniversary angkatan prajab saya yang pertama di tanggal 14 Desember. Namun apalah daya ini, niatan terkalahkan oleh kesibukan berkarir, huahaha alesan aja. Oke, kita mulai dari awal ya.

Perkenalan saya dengan PLN bermula di tahun 2012 saat mau masuk kuliah. Kakak saya yang pertama ngasih tau di telepon kalo ada pendaftaran tes Seleksi Masuk ITS (SMITS) untuk D3 Kerjasama PT. PLN (Persero) Tahun 2012. Karena suami Kakak saya itu kerja di PLN, saya direkomendasikan sama dia untuk daftar ini. Selain itu, udah dari lama keluarga inti saya memberi pesan agar memilih ITS sebagai tempat untuk meneruskan pendidikan tinggi. 

Akhirnya, mendaftarlah saya di SMITS itu dan memilih jurusan Teknik Mesin. Dalam ujian ini, saya harus melewati beberapa tahapan dan menggunakan sistem gugur. Tes yang saya ikuti adalah Tes Akademik (Tahap 1), Tes Kesehatan Fisik dan Tes IQ (Tahap 2), Tes Kesehatan Penunjang (Tahap 3), Tes Wawancara (Tahap 4), dan terakhir Pengumuman. Jarak antara Tes Tahap 1 dengan Pengumuman cukup lama, sekitar satu bulan.

Setelah dinyatakan lulus, akhirnya saya kuliah dong, hehe. Saat kuliah itu kami harus tanda tangan kontrak, yang intinya kita nggak boleh keluar dari perkuliahan di kelas D3 Kerjasama ini. Kalau sampai keluar kita harus membayar denda sebesar Rp 70 juta. Ada juga kelebihan lain untuk kelas kerjasama, pas jaman saya dulu PLN akan memberikan beasiswa di tiap semester sebesar Rp 6 juta untuk mahasiswa yang menduduki peringkat tiga pertama. Tapi untuk ini, saya nggak pernah dapet, haha. Kami diberi syarat supaya IPK nya tidak kurang dari 2,75. Kalau kurang dari nilai tersebut, bisa jadi kontrak dibatalkan. Juga yang terpenting harus lulus tepat waktu dan jaga kesehatan.

Alhamdulillah, setelah melewati tiga tahun bersama, akhirnya kami lulus semua. Selanjutnya kami harus mengikuti tes Fisik sebelum dapat mengikuti kegiatan diklat Prajabatan. Seminggu kemudian, dokter akan ke kampus untuk mengevaluasi kondisi kesehatan kami. Jika ada yang kesehatannya kurang memenuhi syarat, dokter akan memberikan saran tindak lanjut dan hasil dari tindak lanjut tersebut harus dikirimkan melalui e-mail kepada PIC kita yang merupakan orang dari SDM PLN Pusat. Waktu itu saya dapet saran dari dokter buat nurunin 2 kg karena BMI saya kalau nggak salah 23,8 sedangkan, BMI maks.nya harus 22. Tapi untuk kasus seperti saya ini hasilnya tidak perlu dikirimkan ke SDM PLN Pusat.

Setelah semua sudah mengirimkan hasil tindak lanjut dari tes fisik, sudah sehat semua, kami kembali dipanggil ke Kantor PLN DISJATIM untuk mengikuti kegiatan penjelasan Diklat Prajabatan dan Penandatanganan Kontrak. (baca juga: Pengarahan Diklat Prajabatan dan Ikatan Kerja PLN Angkatan 50)

Seminggu kemudian, kami... ngapain ya? Ahaha. Karena sepertinya cerita ini terlalu panjang, jadi kelanjutannya bersambung ya.

See you in the next post, guys! ;)

You Might Also Like

0 comments