Pertama Kami Bertemu
Assalamu'alaikum, halo semuanya! Apa kabar?
Semoga teman-teman semuanya sehat dan tentu saja selalu ada dalam lindungan Allah Al-Hafiizh. Apalagi di musim pandemi yang semakin mengganas, semoga Allah jauhkan kita semua dari musibah ini. Aamiin yaa Rabbal alamiin.
Hari ini saya nggak bisa tidur, akhirnya mencoba untuk kembali mengisi halaman blog ini yang sudah sangat jarang saya isi. Sejak menikah saya jadi merasa tidak ada semangat lagi untuk menulis, padahal banyak unforgetable moment yang ingin saya ceritakan loh, apalagi di tahun 2019. Jadinya saya ceritain sekarang aja random aja ga usah urut sesuai suasana hati, hehe.
Bulan Maret 2019 adalah bulan ter-random yang pernah terjadi sepanjang hidup. Di pertengahan Maret 2019 yang lalu, saya memutuskan untuk mengubah haluan "masa depan" dikarenakan ada beberapa hal yang mengganjal di hati saya. Beberapa hari setelah kejadian itu, ada notifikasi dari Instagram bahwa saya mendapatkan Direct Message dari seseorang yang berisi, "Assalamu'alaikum Mbak...". Dalam hati saya bergumam, "Lah, ini kan yang dulu pernah DM saya di Maret 2018. Isinya sama-sama salam, tapi di 2018 setelah saya bales dianya cuma baca doang," Ternyata di bulan yang sama di tahun 2019, orang itu kembali menyapa.
Saya balas salam tersebut dan berlanjut saling bertanya background masing-masing, tidak lebih. Ternyata dia tau saya dari friend suggestion saat dia buka IG teman kuliahnya. Ah, bisa-bisa aja nih sosmed. Kemudian saya tidak membalas lagi DM nya dan komunikasi kami tidak berlanjut.
Beberapa minggu kemudian, dia mengkomentari postingan saya. Dia menegur saya lewat DM lagi, kemudian dia meminta nomor WhatsApp. Kami masih berkomunikasi sekedar bertanya tentang pekerjaan masing-masing, yang mana masih saling terkait. Hingga pada suatu hari dia bertanya alamat rumah domisili saya dan dia berkata ingin mengenal serta bertemu langsung dengan Ibu saya. Kaget dong saya, kok nekat nih anak!
Akhirnya di bulan Ramadhan tahun 2019, tepatnya tanggal 11 Mei 2019 dia pergi menemui saya di tanah rantau. Dia juga memberanikan diri untuk mengungkapkan keseriusannya dengan saya ke Ibu. Tentu saja dia tidak menginap di kediaman saya ya, tapi dia saya carikan hotel yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah.
Di saat itu juga, kami mulai merancang acara pertemuan dengan keluarga. Akhirnya, dipilihlah tanggal 9 Juni 2019 untuk melaksanakan acara khitbah atau pertunangan.
Oke sekian dulu, cerita kelanjutan tentang khitbah bersambung ya. Sampai jumpa di postingan selanjutnya!
0 comments