Perjuangan Menjemput Amanah
Assalamu'alaikum, halo semua!
Setiap manusia pasti pernah mengalami kejenuhan dan rasa tidak semangat. Kala rasa itu menghampiri, saya selalu mengingat bagaimana perjalanan saya hingga mendapatkan amanah pekerjaan ini. Saat itu pula kembali terkenang perjuangan saya untuk dapat melanjutkan pendidikan dari SMA ke bangku kuliah.
Yaa Allah, di masa ini rasanya
saya hampir angkat tangan. Rasanya mau menyerah saja. Bagaimana tidak, sudah 6
model tes seleksi masuk perguruan tinggi saya ikuti tapi tidak ada satupun yang
lolos. Mulai dari SNMPTN Undangan, Sipecantar AMKG, PBSB Depag, SNMPTN Tulis,
PMDK PENS, dan SPMB PTAIN, semuanya tidak ada yang lolos.
Karena kegagalan yang terus
terjadi, sampai terbesit pertanyaan dalam hati, "Apakah semasa di pesantren
dulu saya pernah melakukan maksiat (kesalahan) yang besar? Sampai-sampai sulit
sekali bagi saya untuk mendapatkan bangku kuliah. Apakah saya kurang
tawadhu'?" Dan berbagai perasaan bersalah lainnya yang menghampiri.
Padahal saya merasa bisa mengerjakan soal-soal yang ada, tapi entah kenapa
tidak ada satupun yang nyantol.
Orangtua dan kakak-kakak saya
ribut sendiri karena saya gagal terus. Sedangkan saat itu sudah memasuki bulan
Juni akhir, dimana hampir semua universitas sudah menutup seleksi masuk. Ibu
saya sampai berkata, "Kalau nggak keterima-keterima di universitas negeri,
ya nanti daftar di universitas swasta dekat rumah saja. Daripada nganggur di
rumah nggak ngapa-ngapain,"
Di sela-sela penantian itu, ada
saja yang membuat resah. Bingung kalau ditanyain tetangga, "Sudah keterima
di mana?". Hingga akhirnya ada salah satu tetangga yang nyeletuk,
"Nggak apa-apa sekarang belum keterima, siapa tau nanti tiba-tiba keterima
kuliah sekaligus kerjanya,".
Selang beberapa minggu kemudian,
Kakak saya yang dulu tinggal di Bali memberi informasi bahwa ada seleksi masuk
ITS yang kerjasama. Dimana kalau kita lulus nanti akan langsung bisa bekerja di
perusahaan tersebut. Akhirnya saya coba untuk mendaftar ke situ. Tahap demi
tahap seleksi harus saya lalui. Sampai di tahap terakhir saya harus menunggu
hasil pengumuman tes wawancara cukup lama. Sehingga saya juga sempat ikut
seleksi D3 Reguler untuk dijadikan pegangan jika suatu saat terjadi hal yang
tidak diinginkan. Alhamdulillah, saya Lulus di D3 Reguler, kemudian saya
mengikuti serangkaian acara penerimaan mahasiswa baru.
Bagaimana kabarnya dengan
pengumuman hasil wawancara D3 Kerjasama? Di hari ketiga saya mengikuti acara
kegiatan maba, dengan segala kebaikan Allah, Alhamdulillah saya LOLOS D3
Kerjasama! Apa yang diceletukkan tetangga saya tadi akhirnya menjadi kenyataan.
Saya keterima kuliah sekaligus dengan pekerjaannya. Terimakasih untuk Ibu
tetangga yang sudah nyeletuk dulu, karena diam-diam ucapannya telah diamini
oleh malaikat.
Dari sini juga saya mengambil kesimpulan agar selalu mengucapkan hal-hal yang baik di saat kondisi hati sedang tidak baik-baik saja sekalipun. Karena ucapan adalah doa. Sebagaimana dalam sebuah perpata yang berbunyi:
(Kullu kalam addu'a) - كل كلام الدعاء
"Setiap perkataan itu merupakan do’a."
Tulisan ini saya persembahkan untuk diri saya sendiri agar selalu mengingat bahwa perjuangan untuk menjemput Amanah yang saat ini Allah titipkan ke saya itu tidak mudah. Semoga kita semua selalu diberikan semangat dalam menjalankan amanah.
0 comments