Alhamdulillah, tepat tanggal 22 Mei kemarin satu tahun sudah saya tinggal di Pulau nan Eksotis ini. I've been living here for a year! Nggak kerasa, cepet banget waktu bergulir. Rasanya kayak baru kemarin aja saya nunggu delay 2,5 jam sebelum boarding di pesawat yang mengantarkan saya ke Lombok. Rasanya baru kemarin saya makan snackyang dikasih maskapai karenadelay. Bener-bener nggak kerasa kalau waktu itu jalannya cepet banget :')
Pulang kampung bulan kemarin, saya pergi ke tempat Oom Tante saya di Gresik. Tepatnya di perumahan Gresik Kota Baru, a.k.a GKB. Di sepanjang perjalanan menuju rumahnya, saya melihat banyak sekali sticker "Glico Wings" tertempel di pintu depan sebuah minimarket. Tentu saja, minimarket tersebut jumlahnya nggak cuma satu ya, tapi banyak tersebar di perumahan itu.
Apakah ini pertanda bahwa Es Krim Glico sudah ada di minimarket tersebut? Kalau sudah tersedia, berarti saya nanti harus mampir untuk nyobain Es Krim ini. Wajib!
Sore hari selepas maghrib, Alhamdulillah Allah beri kesempatan saya untuk mampir ke minimarket itu. Saya ajakin deh adek sepupu saya yang masih SMA untuk jajan makanan yang membahagiakan ini. Sebelum melangkah menuju pintu masuk minimarket, hati saya sudah deg-degan ga karuan macam mau ketemu sama seseorang yang ditaksir. Masalahnya, di pintu depannya ini ga ada sticker seperti yang sudah saya sebutkan di atas. "Ah nggak masalah, kalau misal nggak ada ya kita langsung keluar aja," celetuk saya. Adek sepupu saya langsung ketawa, mungkin dia geli punya kakak sepupu yang nggak punya malu.
Selangkah demi selangkah saya tapaki dengan penuh penghayatan. Hingga akhirnya, sampailah saya di depan sebuah box freezer es krim yang bertuliskan "Glico Wings". Ternyata ada permisaaaah! Terharu saya melihatnya, karena di Tanah Rantau Es Krim macam ini belom ada. Es krim Glico Wings belom nyampek di Lombok :")
Apakah ini pertanda bahwa Es Krim Glico sudah ada di minimarket tersebut? Kalau sudah tersedia, berarti saya nanti harus mampir untuk nyobain Es Krim ini. Wajib!
Sore hari selepas maghrib, Alhamdulillah Allah beri kesempatan saya untuk mampir ke minimarket itu. Saya ajakin deh adek sepupu saya yang masih SMA untuk jajan makanan yang membahagiakan ini. Sebelum melangkah menuju pintu masuk minimarket, hati saya sudah deg-degan ga karuan macam mau ketemu sama seseorang yang ditaksir. Masalahnya, di pintu depannya ini ga ada sticker seperti yang sudah saya sebutkan di atas. "Ah nggak masalah, kalau misal nggak ada ya kita langsung keluar aja," celetuk saya. Adek sepupu saya langsung ketawa, mungkin dia geli punya kakak sepupu yang nggak punya malu.
Selangkah demi selangkah saya tapaki dengan penuh penghayatan. Hingga akhirnya, sampailah saya di depan sebuah box freezer es krim yang bertuliskan "Glico Wings". Ternyata ada permisaaaah! Terharu saya melihatnya, karena di Tanah Rantau Es Krim macam ini belom ada. Es krim Glico Wings belom nyampek di Lombok :")
![]() |
Treasures! |
Langsung saya buka freezernya, saya ambil deh 4 macam Es krim dengan 2 varian rasa yang berbeda tanpa melihat daftar harga. Masing-masing dari kita dapat 4 es krim, jadi totalnya saya punya 8 es krim. Sampai di kasir saya baru ingat kalau saya cuma sangu 90ribu, 8 es krim itu ternyata totalnya hanya 58rb. Alhamdulillah uangnya cukup, saya nggak harus balikin es krimnya, ahaha. Harganya murah sekali, antara Rp 1.000 - Rp 12.000. Semua rasanya enak, kecuali greentea of course, karena saya nggak suka greentea.
![]() |
Favorit Saya! |
Sekian deh curhatan dari saya dalam menemukan harta karun ini. Mohon maaf jika ceritanya agak banyak lebay dan fotonya kurang "eye-catch". Maklum, waktu itu saya fotoinnya di pinggir jalan sambil ngemper depan butik, ahaha. Terima kasih sudah bersedia membaca sampai akhir ;)
PS: postingan ini tidak disponsori ya
PS: postingan ini tidak disponsori ya
Hal yang paling saya khawatirkan saat menjalani Diklat Prajabatan adalah "Penempatan". Bagaimana tidak, sesuai dengan perjanjian yang telah saya tanda tangani, siap tidak siap saya harus menjalankan tugas di tempat penempatan itu nanti. Saya harus siap disebar entah dimana, yang pasti di seluruh Indonesia. Dan Indonesia itu sangatlah luas. Dari Sabang sampai Merauke, dari Barat sampai Timur.
Tempat penempatan itu kami dapatkan secara acak. Ibaratnya seperti kita mengambil segenggam beras, kemudian kita jatuhkan mereka di atas peta Indonesia. Dimana bulir beras yang bernama saya jatuh, maka disitulah tempat saya mengabdi.
Tentu saja, Pulau Jawa tetaplah menjadi Pulau Impian untuk bertugas. Meskipun saya tahu kemungkinan untuk ditempatkan di pulau Jawa sangatlah kecil, apalagi ditempatkan di daerah asal. Tapi kata temen-temen saya, "Sing penting yakin," ahahah.
![]() |
KITSBS? Perfecto! |
13 Mei 2016, saat dimana riuh tawa dan isak tangis menyatu. Tepat setahun yg lalu, hati ini gelisah menanti keputusan akan kemanakah kaki ini melangkah. Hingga tibalah saatnya sang pembawa acara untuk membacakan tempat penempatan saya.
"...Sherly Nazulia Dewi. Selamat, anda ditempatkan di PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat,"
Akhirnya, telah terjawab sudah pertanyaan terbesar dalam diri ini bahwa tempat pertama saya untuk berkarya bukanlah di Pulau Jawa. Masih belum, tapi suatu saat nanti, InsyaAllah.
Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari letak kantor wilayah NTB di Google Maps yang ternyata berada di Pulau Lombok, pulau yang sering dijadikan tujuan wisata bagi banyak orang. Kemudian hal kedua yg saya lakukan adalah mengecek harga tiket pesawat untuk pergi ke sana. Melihat nominal daftar harganya sedikit melegakan hati ini, "Alhamdulillah, aman".
![]() |
I will always love you, my girls! |
Dibalik fenomenalnya PILKADA DKI Jakarta putaran pertama beberapa bulan kemarin, ada beberapa pihak yang berbahagia. Salah satunya adalah saya. Saya bahagia karena dari Rabu tanggal 13 Februari kemarin telah ditetapkan sebagai libur nasional oleh Pak Jokowi. Bahagia banget, nggak ikutan milih tapi ikutan libur.
Saat makan siang enaknya makan yang pedes, mantep, porsinya banyak, dan yang penting enak, huahaha. Iya loh, kita butuh porsi banyak supaya kerjanya semangat *ngeles*. Salah satu tempat yang enak dan mantep buat makan siang di daerah Mataram ini adalah Warung Banjar.
Perkenalan awal saya dengan tempat makan ini adalah saat jadi pegawai baru dulu. Saya dan beberapa teman kantor termasuk 2 orang pegawai baru lainnya diajak makan siang oleh Pak Asman ke sini. Disitu ada banyak menu, mulai dari Soto Banjar, Sate Banjar, Gulai, bahkan Nasi Kebuli juga ada di sini. Namanya juga Warung Banjar, jadi waktu itu saya pesan Soto Banjar untuk menyegarkan siang hari di Mataram yang cukup fanash ini *tsahhh*.
Lokasinya ada di sebuah gang, kondisi jalanan masuknya agak sepi sih memang. Tapi kalo pas jam makan siang gitu rame banget sama pegawai-pegawai yang lagi makan siang. Tempatnya agak sempit sih, kayak di halaman depan rumah gitu.
Lokasinya ada di sebuah gang, kondisi jalanan masuknya agak sepi sih memang. Tapi kalo pas jam makan siang gitu rame banget sama pegawai-pegawai yang lagi makan siang. Tempatnya agak sempit sih, kayak di halaman depan rumah gitu.
![]() |
Yang Jualan |
![]() |
Daftar Menu, Tapi Ngeblur :( |
Sembari menunggu, kami duduk di meja makan sambil ngobrol-ngobrol. Kira-kira 6 menit kemudian, minuman kami datang dan disusul 10 menit kemudian makanan yang kami pesan datang. Baru aja makanan sama minumannya dateng, eh terjadilah sebuah tragedi. Tangan teman saya nggak sengaja nyenggol gelas minumnya, akhirnya tumpleklah segelas Es Teh tersebut. Untung gelasnya nggak apa-apa, nggak ada yang kena basah, paling cuma kena di ujung bawah baju dikit.
Kami pindah meja, tapi Alhamdulillah yang punya sabar banget. Es yang tumpah tadi dilap sama pegawainya. Teman saya pesan minum lagi deh ya, kali ini dia pesen Es jeruk. Huahaha, sabar ya kawan.
Review:
1. Soto Banjar
Sotonya enak, bening, segeer banget. Isinya ayam suir gitu, bumbunya kerasa. Kayaknya sama aja deh ya sama Soto Ayam Lamongan gitu, haha. Cuma yang ini kuahnya bening.
2. Sate Kambing
Ini menu yang paling saya suka dari Warung ini. Awwenaaaak, endeuuusss banget! Satu porsi isinya 10 tusuk sate kambing dan irisannya agak gede gitu. Bumbunya dari kecap sama sambel, bukan bumbu kacang seperti Sate Madura. Mantep lah pokoknya, tapi sayang, dagingnya ada yang agak yang alot gitu, hehe.
3. Gulai Kambing
Ini juga enak, hahaha. Seger banget, pas kalau dimakan sama Sate Kambing. Soulmate-nya lah...
4. Es Jeruk
Seperti es jeruk pada umumnya, manis dan seger.
Sampai jumpa di food review selanjutnya ;)
![]() |
After Tragedy |
Review:
1. Soto Banjar
Sotonya enak, bening, segeer banget. Isinya ayam suir gitu, bumbunya kerasa. Kayaknya sama aja deh ya sama Soto Ayam Lamongan gitu, haha. Cuma yang ini kuahnya bening.
- Price: Rp - (nggak tau harganya, soalnya waktu itu ditraktir, haha)
- Rating:4/5
(Mohon maaf nggak ada fotonya karena nggak sempet ngefoto, ahaha)
2. Sate Kambing
Ini menu yang paling saya suka dari Warung ini. Awwenaaaak, endeuuusss banget! Satu porsi isinya 10 tusuk sate kambing dan irisannya agak gede gitu. Bumbunya dari kecap sama sambel, bukan bumbu kacang seperti Sate Madura. Mantep lah pokoknya, tapi sayang, dagingnya ada yang agak yang alot gitu, hehe.
- Price: Rp 30.000
- Rating:4,5/53. Gulai Kambing
Ini juga enak, hahaha. Seger banget, pas kalau dimakan sama Sate Kambing. Soulmate-nya lah...
- Price: Rp 30.000
- Rating: 4/54. Es Jeruk
Seperti es jeruk pada umumnya, manis dan seger.
- Price: Rp 7.000
- Rating: 4,5/5
Location:
Warung Banjar
Jl. Energi No.1 Ampenan, Mataram
Sampai jumpa di food review selanjutnya ;)
Seorang diri, jauh. Tak pernah terbayangkan lekat-lekat dalam pikiran sebelumnya jika harus menjalani ini semua.
Merantau. Itu artinya, saya harus bertanggung jawab atas diri saya sendiri di tempat lain. Jauh dari keluarga, jauh dari orangtua. Saat-saat menjelang tidur malam adalah saat datangnya waktu merenung yang tak disengaja. Di kamar yang gelap sebelum terlelap, biasanya hati ini berkata, "Yaa Allah, aku ini sendiri ya hidup di sini, jauh dari orangtua,". Mungkin terlalu lambat untuk bersedih, mengingat sudah hampir setahun saya tinggal jauh dari keluarga. Tapi entah kenapa pikiran itu terkadang tiba-tiba muncul kembali. Hingga tak terasa, hangatnya airmata mengalir membasahi pipi.
Meskipun semenjak duduk di bangku sekolah menengah atas saya sudah terbiasa hidup mandiri dan jauh dari orangtua, tetap saja rasanya sedih jika mengingat keadaan. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah konsekuensi yang harus saya jalani. Beruntungnya, di sini saya dipertemukan dengan kawan-kawan yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri. Mereka juga sama seperti saya, anak rantau yang berasal dari pulau yang sama. Bukannya tidak mau berkawan dengan putra daerah, tapi memang kebanyakan rekan kerja saya yang seumuran adalah perantau.
Bagaimanapun juga, ini adalah nasib dan jalan pilihan saya yang sangat amat didukung dan direstui oleh kedua orangtua. Tanpa ada mereka berdua di belakang saya, mungkin saya tidak akan pernah seikhlas ini dalam menjalani semuanya. Dan tentu saja, ini juga karena Allah yang selalu memberikan kekuatan dan jalan terbaik atas segala keputusan. Jadi, terima, jalani, dan syukuri semua dengan senang hati sambil berdoa agar suatu saat diberi kesempatan mutasi kembali ke kampung halaman :')
![]() |
Source: pixabay.com |
Kejadian ini terjadi tepatnya di hari Senin pagi kemarin. Seperti biasa, setiap pagi di hari Senin atau awal minggu, kantor saya selalu mengadakan coffee morning sebelum memulai pekerjaan. Meskipun istilahnya coffee morning, tapi percayalah, tidak ada secangkir kopipun yang tersaji di sana *karena kopinya sudah ada di meja kerja masing-masing*. Kami melakukan coffee morning di lobi kantor. Semua bagian berkumpul jadi satu di sana, berdiri, kemudian menyampaikan update progress pekerjaan masing-masing.
Sepanjang mengikuti coffee morning kemarin, saya ngantuk sekali karena saya tidur larut malam. Belum lagi Ibu di sebelah saya juga menguap, saya jadi makin ngantuk deh, ikut nguap juga.
Menjelang penutupan, entah kenapa tiba-tiba badan saya rasanya nggak enak. Merinding, anget, seperti ada sesuatu yang nyetrum dari bawah hingga kemudian menjalar ke atas. Saat sampai di kepala, rasanya berat, berputar-putar, pusing tapi bukan seperti saat sakit. Mual, pengen muntah, pokoknya campur aduk nggak enak deh. Dalam hati saya bertanya-tanya, "Ada apa dengan saya, kok tiba-tiba bisa ngerasa nggak enak gini. Apa mungkin karena saya puasa? Tapi saya kemarin malem sudah sahur meskipun hanya dengan susu sereal,"
Tak pernah terpikir hal yang aneh dalam otak saya. Dilanjutkan dengan pandangan saya yang menjadi gelap, samar-samar. Padahal saya sama sekali tidak ingin menutup mata. Telinga saya rasanya seperti kemasukan angin, budeg seketika. Apa yang disampaikan oleh orang-orang sekitar saya terasa samar-samar. Badan rasanya nyut-nyutan, seperti mau ambruk. Tapi saya berusaha untuk menahan, karena di fisik saya sebenarnya masih terasa kuat. Sempat saya berpikir untuk pergi ke toilet saja, tapi kayaknya tanggung karena sudah mau penutupan.
Hingga akhirnya, semua berubah menjadi gelap, hingga hitam. Telinga saya sudah tak mendengar apa-apa lagi. Saya tumbang. Sudah tak seberapa mengingat kejadian apa yang terjadi kemudian. Aneh.
Kemudian, sayup-sayup saya mendengar orang-orang berteriak, "Kursi...kursi...,". Mereka menarik kursi dan mendudukkan saya di situ. Beberapa detik kemudian, saya bisa membuka mata saya dengan sedikit linglung dan mulai bertanya kepada orang-orang. "Kenapa saya tadi?" Saya merasa lemas sekali, tubuh saya ngilu-ngilu seperti selesai melakukan olahraga berat. Hari itu bawaannya mellow sekali, dikit-dikit nangis. Padahal saya sendiri tidak mengerti harus menangis karena apa.
Aneh sekali kejadian yang terjadi pada diri saya kemarin pagi. Entah ini murni karena kondisi tubuh saya yang sedang kurang fit atau hal lain, saya tidak tahu. Yang jelas saat ini jika tengah malam tiba, saya sering merasa merinding, gelisah, hingga tidak bisa tidur awal. Saya hanya bisa berdo'a dan meminta perlindungan kepada Allah.
Audzubillahiminasyaitonirrojim.
Jadi, seminggu setelah mengikuti Pengarahan Diklat Prajabatan dan Ikatan Kerja, kami berkumpul kembali di kantor PLN Disjatim sebelum berangkat untuk mengikuti Diklat Prajabatan. Well, itu adalah awal mula perjalanan panjang saya untuk hidup mandiri. Kami berangkat bersama dengan anak-anak dari Kelas Kerjasama Polinema-PLN. Di sana sudah disediakan tiga bus dan masing-masing bus isinya campur antara anak Polinema dan ITS. Tujuan pertama adalah ke PUSDIKPOM Cimahi untuk mengikuti Diklat Pembentukan Fisik dan Karakter (Kesamaptaan). Asli, perjalanan ini lama banget, terlama yang pernah saya jalani. Kami menghabiskan waktu hampir 24 jam dari Surabaya untuk menuju ke Cimahi.
(baca juga: Perjalanan Ke Cimahi)
Singkatnya, dalam Diklat saya kemarin ada beberapa jenis kegiatan. Pertama, sudah jelas Kesamaptaan dulu di PUSDIKPOM Cimahi untuk menjalani serangkaian kegiatan fisik, bela negara, dan pembentukan karakter. Kesamaptaan ini berlangsung selama 14 hari dan baju sehari-hari kami adalah seragam PDL, baju ijo-ijo tentara gitu plus sepatu dinas, ditambah ikat pinggang, peples, dan topi. Kecuali untuk senam pagi tentunya kami pakai baju training dan sepatu olahraga lah ya, juga kalau tidur ya pakai baju tidur. Menurut saya, ini adalah masa-masa yang paling butuh banyak perjuangan, tenaga, dan penuh tantangan. Intinya, masa ini harus dijalani dengan hati yang tenang dan senang deh :D
Kedua, dilanjutkan dengan Pengenalan Perusahaan di Kantor PLN Pusat di Jakarta selama tiga hari. Acaranya sesuai dengan namanya, disitu kami bisa dapat pengetahuan banyak tentang calon perusahaan tempat kami akan bekerja. Seharian penuh, mulai dari pagi pukul 08.00-16.00 kami hanya duduk di bangku sambil mendengarkan Bapak atau Ibu pemateri menyampaikan ilmunya. Kami bisa tanya sepuasnya tentang seluk-beluk PLN ini mulai dari proses bisnis sampai dengan perhitungan gaji dan bonus yang akan diterima nantinya, hahaha.
Kegiatan ketiga, yaitu Pembidangan dimana kami akan dipencar-pencar sesuai dengan jurusan kami kuliah. Pengumuman tempat Pembidangan ini berlangsung seusai acara Pengenalan Perusahaan. Waktu itu, angkatan saya dibagi ke beberapa Udiklat. Yaitu, Udiklat Makassar (Distribusi), Udiklat Pandaan (Distribusi), Udiklat Semarang (Transmisi), Udiklat Bogor (Proyek), dan Udiklat Suralaya (Pembangkitan). Di layar terpampang jelas nama-nama siswa prajab beserta dengan tempat pembidangannya. Kalau saya dulu kan lulusan dari D3 Teknik Mesin, jadi saya masuk ke kelas Teknisi Pembangkit Listrik (TPL) yang pembidangannya di Udiklat Suralaya, Banten. Pembidangan ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Kegiatannya sama seperti kuliah, dari pagi pukul 07.30-16.00 kami ada kelas, bisa materi di dalam kelas atau praktek di lapangan. Ini adalah kegiatan paling seru bagi saya, karena kami bisa lebih mengenal banyak teman yang terkadang sampai benar-benar bisa akrab.
Pada kegiatan yang keempat, kami kembali dipisahkan oleh PLN untuk mengikuti kegiatan On Job Training (OJT), hikss. Waktu itu, saya dapat tempat OJT di PLTU Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat. Saat OJT ini, kami diberi tugas berupa Project Assignment (PA) dan Science Technology Olympiad (STO). OJT saya kemarin berlangsung selama dua setengah bulan. Dalam OJT tersebut, kami mulai latihan seperti pegawai sungguhan, ahaha. Masuk pukul 07.30 dan pulang pukul 16.00. Kerjaannya, terkadang bantu-bantu kalau ada kegiatan, jalan-jalan ke unit, cari data untuk mengerjakan PA dan STO, atau sekedar berdiskusi dengan mentor terkait penugasan kami.
Terakhir adalah Ujian PA, STO, dan Pengumuman Penempatan. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari di kantor PLN KITSBS, Palembang, Sumatera Selatan. Jadi, pada hari Sabtu kami sudah bersiap-siap untuk berangkat menuju ke Palembang menggunakan bus. Daaaan, di bagian inilah perpisahan yang sebenarnya terjadi. Kami dipisahkan ke tempat penempatan kami masing-masing, hikss. Ketika Ibu MC membacakan tempat penempatan, saya agak deg-degan sih. Kami semua benar-benar disebar ke seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Alhamdulillah, saya mendapatkan penempatan di PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat.0 Awalnya agak gimana gitu ya, karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun setelah saya coba-coba cek harga tiket untuk berangkat dan pulang kampung dari Lombok, saya makin bersyukur lagi dapat penempatan di situ, Alhamdulillah.
(baca juga: Pengumuman Penempatan PLN Angkatan 50)
Setelah itu kami bisa langsung pulang ke rumah dan diberi waktu libur satu minggu. Setelah satu minggu terlewati, pergilah saya ke tempat penempatan saya, di Pulau Lombok, NTB. Saya lapor ke kantor PLN Wilayah bersama dengan 16 teman saya yang lain. Kami menunggu dari Senin hingga Rabu untuk dapat mengetahui tempat penempatan kami yang sebenar-benarnya, haha. Alhamdulillah, saya ditempatkan di Kantor PLN Sektor Pembangkitan Lombok yang letaknya tidak jauh dari Kantor Wilayah, sama-sama di kota Mataram hingga saat ini ☺
(baca juga: A New Destination: LOMBOK ISLAND!)
Ya, begitulah kira-kira cerita singkat saya bagaimana awal mula berkenalan hingga bisa bekerja di PLN ini. Ada asiknya, ada nggak asiknya juga. Asiknya, saya bisa jalan-jalan keliling ke beberapa provinsi di Indonesia gratis, bertemu dengan banyak teman dari seluruh Indonesia, dapat banyak pengalaman baru, dan masih banyak lagi, Alhamdulillah. Nggak asiknya juga nggak kalah banyak, tapi tetap harus disyukuri aja ya, Alhamdulillah ala kulli haal :)
Semua hal yang indah, pasti butuh perjuangan. Landasilah semua perjuangan itu dengan niat hanya karena Allah, dengan penuh ketakwaan. Agar semua yang kita lakukan di dunia ini menjadi amal baik yang bisa menemani kita di hari akhir nanti. Jika hubungan kita dengan Allah baik, insyaAllah semua perjuangan kita senantiasa akan dimudahkan.
Apa di minggu selanjutnya saya harus bikin postingan tentang masing-masing kegiatan di Diklat Prajabatan PLN ya? Supaya ceritanya lebih jelas gitu. Kan kalo ditulis di sini semua jadi kepanjangan.
Kalau kamu, ada yang tertarik kerja di PLN nggak? ☺
Nggak kerasa tahunnya sekarang udah berganti dari 2016 menjadi 2017. Well, dalam postingan yang perdana di tahun 2017 ini, saya mau sedikit cerita gimana sih perjalanan saya sampai bisa bekerja di tempat yang sekarang. Kali aja ada yang penasaran kan, ehehe. Sebenernya ini rencananya mau saya tulis di bulan Desember tahun kemarin pas anniversary angkatan prajab saya yang pertama di tanggal 14 Desember. Namun apalah daya ini, niatan terkalahkan oleh kesibukan berkarir, huahaha alesan aja. Oke, kita mulai dari awal ya.
Perkenalan saya dengan PLN bermula di tahun 2012 saat mau masuk kuliah. Kakak saya yang pertama ngasih tau di telepon kalo ada pendaftaran tes Seleksi Masuk ITS (SMITS) untuk D3 Kerjasama PT. PLN (Persero) Tahun 2012. Karena suami Kakak saya itu kerja di PLN, saya direkomendasikan sama dia untuk daftar ini. Selain itu, udah dari lama keluarga inti saya memberi pesan agar memilih ITS sebagai tempat untuk meneruskan pendidikan tinggi.
Akhirnya, mendaftarlah saya di SMITS itu dan memilih jurusan Teknik Mesin. Dalam ujian ini, saya harus melewati beberapa tahapan dan menggunakan sistem gugur. Tes yang saya ikuti adalah Tes Akademik (Tahap 1), Tes Kesehatan Fisik dan Tes IQ (Tahap 2), Tes Kesehatan Penunjang (Tahap 3), Tes Wawancara (Tahap 4), dan terakhir Pengumuman. Jarak antara Tes Tahap 1 dengan Pengumuman cukup lama, sekitar satu bulan.
Setelah dinyatakan lulus, akhirnya saya kuliah dong, hehe. Saat kuliah itu kami harus tanda tangan kontrak, yang intinya kita nggak boleh keluar dari perkuliahan di kelas D3 Kerjasama ini. Kalau sampai keluar kita harus membayar denda sebesar Rp 70 juta. Ada juga kelebihan lain untuk kelas kerjasama, pas jaman saya dulu PLN akan memberikan beasiswa di tiap semester sebesar Rp 6 juta untuk mahasiswa yang menduduki peringkat tiga pertama. Tapi untuk ini, saya nggak pernah dapet, haha. Kami diberi syarat supaya IPK nya tidak kurang dari 2,75. Kalau kurang dari nilai tersebut, bisa jadi kontrak dibatalkan. Juga yang terpenting harus lulus tepat waktu dan jaga kesehatan.
Alhamdulillah, setelah melewati tiga tahun bersama, akhirnya kami lulus semua. Selanjutnya kami harus mengikuti tes Fisik sebelum dapat mengikuti kegiatan diklat Prajabatan. Seminggu kemudian, dokter akan ke kampus untuk mengevaluasi kondisi kesehatan kami. Jika ada yang kesehatannya kurang memenuhi syarat, dokter akan memberikan saran tindak lanjut dan hasil dari tindak lanjut tersebut harus dikirimkan melalui e-mail kepada PIC kita yang merupakan orang dari SDM PLN Pusat. Waktu itu saya dapet saran dari dokter buat nurunin 2 kg karena BMI saya kalau nggak salah 23,8 sedangkan, BMI maks.nya harus 22. Tapi untuk kasus seperti saya ini hasilnya tidak perlu dikirimkan ke SDM PLN Pusat.
Setelah semua sudah mengirimkan hasil tindak lanjut dari tes fisik, sudah sehat semua, kami kembali dipanggil ke Kantor PLN DISJATIM untuk mengikuti kegiatan penjelasan Diklat Prajabatan dan Penandatanganan Kontrak. (baca juga: Pengarahan Diklat Prajabatan dan Ikatan Kerja PLN Angkatan 50)
Seminggu kemudian, kami... ngapain ya? Ahaha. Karena sepertinya cerita ini terlalu panjang, jadi kelanjutannya bersambung ya.
See you in the next post, guys! ;)
Akhirnya, mendaftarlah saya di SMITS itu dan memilih jurusan Teknik Mesin. Dalam ujian ini, saya harus melewati beberapa tahapan dan menggunakan sistem gugur. Tes yang saya ikuti adalah Tes Akademik (Tahap 1), Tes Kesehatan Fisik dan Tes IQ (Tahap 2), Tes Kesehatan Penunjang (Tahap 3), Tes Wawancara (Tahap 4), dan terakhir Pengumuman. Jarak antara Tes Tahap 1 dengan Pengumuman cukup lama, sekitar satu bulan.
Setelah dinyatakan lulus, akhirnya saya kuliah dong, hehe. Saat kuliah itu kami harus tanda tangan kontrak, yang intinya kita nggak boleh keluar dari perkuliahan di kelas D3 Kerjasama ini. Kalau sampai keluar kita harus membayar denda sebesar Rp 70 juta. Ada juga kelebihan lain untuk kelas kerjasama, pas jaman saya dulu PLN akan memberikan beasiswa di tiap semester sebesar Rp 6 juta untuk mahasiswa yang menduduki peringkat tiga pertama. Tapi untuk ini, saya nggak pernah dapet, haha. Kami diberi syarat supaya IPK nya tidak kurang dari 2,75. Kalau kurang dari nilai tersebut, bisa jadi kontrak dibatalkan. Juga yang terpenting harus lulus tepat waktu dan jaga kesehatan.
Alhamdulillah, setelah melewati tiga tahun bersama, akhirnya kami lulus semua. Selanjutnya kami harus mengikuti tes Fisik sebelum dapat mengikuti kegiatan diklat Prajabatan. Seminggu kemudian, dokter akan ke kampus untuk mengevaluasi kondisi kesehatan kami. Jika ada yang kesehatannya kurang memenuhi syarat, dokter akan memberikan saran tindak lanjut dan hasil dari tindak lanjut tersebut harus dikirimkan melalui e-mail kepada PIC kita yang merupakan orang dari SDM PLN Pusat. Waktu itu saya dapet saran dari dokter buat nurunin 2 kg karena BMI saya kalau nggak salah 23,8 sedangkan, BMI maks.nya harus 22. Tapi untuk kasus seperti saya ini hasilnya tidak perlu dikirimkan ke SDM PLN Pusat.
Setelah semua sudah mengirimkan hasil tindak lanjut dari tes fisik, sudah sehat semua, kami kembali dipanggil ke Kantor PLN DISJATIM untuk mengikuti kegiatan penjelasan Diklat Prajabatan dan Penandatanganan Kontrak. (baca juga: Pengarahan Diklat Prajabatan dan Ikatan Kerja PLN Angkatan 50)
Seminggu kemudian, kami... ngapain ya? Ahaha. Karena sepertinya cerita ini terlalu panjang, jadi kelanjutannya bersambung ya.
See you in the next post, guys! ;)
Semua ini bermula pada saat saya tidak sengaja menonton video mbak Dewi Hughes dari feed YouTube. Karena judulnya berbau tentang "menurunkan berat badan", saya jadi tertarik untuk meng-klik video tersebut. Akhirnya, dari satu video, saya lanjutkan menonton video beliau yang lain. Isi-isinya cukup menarik, berisi tips tentang informasi seputar diet yang beliau jalani hingga bisa menurunkan berat badan sekitar 40an kg. Angka yang fantastis bukan?
Dari sekian banyak bangku sekolah yang saya alami (kalimat ini salah ga ya?), menurut saya waktu SMP itulah saat yang paling berkesan. Kalau kalian, pasti waktu SMA ya? Kenapa saya lebih milih masa SMP? Karena di saat SMA saya tinggalnya di Islamic Boarding School alias 'mondok'. Jadi nggak bisa ngerasain hidup bebas layaknya siswa SMA yang lain. Tapi, meskipun semasa SMA hidup penuh aturan dan nggak bisa bebas, saya sangat menikmatinya (eh, kok malah jadi bahas SMA).
Well, back to the topic. Masa SMP adalah masa yang paling berkesan bagi saya. Karena pada masa itulah saya dapat merasakan kebebasan dan bergaul dengan teman-teman saya sepuasnya. Tapi, bebas di sini bukan dalam arti yang negatif ya.
Semasa SMP dulu, saya punya grup main yang kami namakan "Flexor". Bagi orang yang punya basic ilmu biologi atau kedokteran pasti tau deh apa arti dari "Flexor". Yup, Flexor adalah nama otot yang berfungsi untuk membengkokkan. Kami mendapat inspirasi nama ini pada saat pelajaran biologi. Guru kami lagi nerangin tentang otot-otot gitu deh. Kemudian, terucaplah nama otot "Flexor" beserta penjelasannya. Karena menurut temen saya nama itu unik, akhirnya kami pilih deh nama itu.
Grup ini terbentuk di saat saya awal menginjak kelas IX, atau sekitar tahun 2009 yang lalu. Kalau dihitung-hitung udah lumayan lama juga ya ternyata, udah 6 tahun aja. Anggotanya ada enam orang, termasuk saya. (Baca juga: It Has Been 4 Years Ago, Spenzaro)
Ada banyak sekali kenangan yang kami lakukan bersama. Saya jadi kangen masa-masa "edan" saya saat SMP bareng mereka. Karena kenangannya lumayan panjang kalau dijabarkan, jadi saya nulisnya satu-satu aja ya biar enak.
1. Ngenet Bareng
Ini nih yang paling sering kami lakukan bersama saat pulang sekolah, ngenet bareng di warnet. Jaman dulu kan smartphone belum se-smart jaman sekarang, umumnya anak SMP masih pakai HP yang O.S nya Java atau Symbian, nggak punya modem portabel yang kayak flashdisk itu, udah gitu jarang ada tempat yang menyediakan fasilitas wi-fi. Jadinya, kami kalau pulang sekolah selalu janjian untuk pergi ke warnet bareng yang lokasinya ada di depan sekolah.
Ngapain sih kita di warnet? Kadang kita cari bahan buat tugas-tugas yang kita dapet dari guru. Kalo nggak gitu, ya main sosmed dong, ahaha. Pas saya SMP, si Facebook sama Twitter lagi tenar-tenarnya nih. Kami juga masih dapet kesempatan untuk merasakan si Friendster itu, yang sekarang entah bagaimana kabarnya.
Trus kami main mIRC, ahaha jadi ngerasa jadul dan udah tua banget deh kalo pernah pakai aplikasi ini. Di mIRC itu, kami nggak mau chat sama orang Indonesia, kami milih yang room khusus Internasional. Tapi, kami harus milih yang chat nya nggak "aneh-aneh", kalo udah mulai "aneh" langsung kami disconnect aja. Kebanyakan dari teman saya dapat kenalan dari Yunani. Kami dulu hanya punya tujuan bahwa dengan chat sama orang bule, kami bisa mengasah bahasa Inggris kami. Abis chat di mIRC, kami tuker-tukeran ID Yahoo Massenger, kalau sekarang kan tukeran ID Line ya. Ahaha, jadul abis! Dan Ngenet ini adalah sesuatu yang buat kami lupa jam, mainnya bisa luamaaaa banget sampai sore.
2. Nonton Film Bareng
Karena rumah kami jauh dari bioskop, kami sering pergi ke penyewaan DVD film kemudian nonton bareng. Ada rumah salah satu teman kami yang sering dipake buat nobar karena rumahnya paling dekat dengan sekolah, namanya Sylvi.
Nontonnya juga di komputer tabung yang punya CPU gede itu, nggak kayak sekarang pakenya laptop. Jaman saya SMP dulu, laptop adalah barang yang mewah. Yang punya laptop bisa diitung dengan jari.
Biasanya, abis nonton film kami cerita-cerita dan saling curhat gitu deh. Saking keasikan ngobrol, kami jadi pulang malem. Kalo pulang malem kita naik angkot atau bis kan serem ya, jadinya saya sering ngerjain Ayah atau Kakak saya buat jemput di rumah Sylvi. Padahal jaraknya lumayan, sekitar 5 km lah. Tapi kalau dengan posisi saya yang sekarang ada di Lombok, jarak rumahnya Sylvi dengan rumah saya itu nggak ada apa-apanya ya :')
3. Makan Mie Ayam Depan Sekolah
Ini juga salah satu kebiasaan yang sering kami lakukan saat pulang sekolah. Biasanya, kalo lagi ada yang ultah, ada yang punya rejeki lebih, atau sekedar ingin makan bareng, kami mampir dulu di Mie Ayam depan sekolah ini. Harganya murah meriah pake banget, cuma Rp 4.000 aja. Kalau mau tambah Es Teh nambah Rp 1.000 jadi totalnya Rp 5.000.
Meskipun harganya murmer banget, tapi rasanya juga lumayan. Mienya home cooking, pedagangnya bikin sendiri gitu. Ada sayur sama ayamnya juga. Kalau sekarang sih, jangankan Mie Ayam, Cilok Rp 4.000 aja dapetnya cuma seupil.
4. Bikin Video Clip
Jadi ya, jaman SMP dulu saya dan temen-temen Flexor sangat amat memfavoritkan Justin Bieber. Kayaknya saat itu kami duluan deh yang tau tentang mas Bieber di SMP *sombong*. Kayaknya loh ya. Kami kenal mas Bieber dari pertengahan tahun 2009 dan lagu pertama yang kami tau saat itu adalah One Time. Temen-temen lain nggak tau itu lagu apa, yang ada mereka pada ketawa saat kami nyanyi "Me plus you". Saya nggak inget dari mana awal pertama tau JB, tapi kayaknya karena kita kebanyakan ngenet deh, hehe.
Karena saking ngefansnya dengan mas JB, kami sampai iseng-iseng bikin video clip ala-ala gitu dengan menggunakan lagu One Time dan Baby. Ya ampun, ngakak abis saya kalau nonton video itu. Orang yang punya ide di balik pembuatan video clip itu adalah teman saya yang bernama Thoriqoh. Dia tuh kreatif dan gokil abis anaknya. Sayang, sekarang saya nggak bisa upload video itu karena alasan tertentu.
5. Foto Bareng
Kalo ini sudah pasti ya, kayaknya normal-normal aja deh. Tapi yang bikin nggak normal saat foto bareng adalah posenya. Terkadang kami harus pose gaya tertentu yang anehnya minta ampun. Lagi-lagi yang punya ide untuk bikin pose-pose aneh adalah si Thoriqoh ini. Sampai sekarang, saya masih nyimpan beberapa fotonya loh. Sedih campur ngakak kalo liat fotonya :')
Oke, jadi itulah beberapa hal yang paling saya kenang saat masih SMP. Ah, jadi kangen, kapan saya bisa kumpul lagi dengan mereka? Thoriqoh, Firda, Eny, Lina, Sylvi, saya sangat merindukan kebersamaan dengan kalian. Semoga suatu saat kita bisa ketemu lagi dan berkumpul lengkap ya, aamiin ;)
![]() |
Hasil Editan Teman "Flexor", Sylvi, yang Keren Pada Masanya :') |