Perjalanan Ke Cimahi
My Love, In White Hijab |
Akhirnya atas izin Allah, pada hari ini (12/12) saya akan memulai babak baru dalam kehidupan, yakni dunia kerja. Kehidupan yang nyata akan segera dimulai...
Rencananya, saya mau berangkat pukul 5.00 dari rumah. Yah, sepertinya rencana akan hanya tinggal rencana. Ternyata jam 5.00 kami semua baru mandi! Dan semua pada tergesa-gesa, belum lagi ada tragedi dimana SIM A saya hampir hilang. Setelah saya periksa kembali, ternyata ada di saku dalam tas. Fiuhh, Alhamdulillah nggak jadi ngurus SIM A lagi, nggak jadi dimarahin Ayah 😂 Karena saking molornya, sampai akhirnya saya memutuskan untuk sarapan di dalam mobil demi menghemat waktu.
Alhamdulillah lagi, saya sampai di PLN Disjatim pukul 6.55, mepet ya. Tapi percuma aja saya dateng sebelum pukul 7 karena ternyata pengarahannya sudah dimulai kira-kira pukul 6.45. Tetep aja telat. Hehe.
Setelah selesai pengarahan, kami diabsen kembali kemudian keluar sesuai nomor urut bus masing-masing. Saya ditempatkan di bus 1, dimana ceweknya cuma 10 orang. Tempat duduknya juga banyak yang kosong termasuk di sebelah saya, enak, kalo capek tinggal selonjor sana selonjor sini, nyaman. Hehe.
Setelah keluar dari ruang pengarahan, kami tidak langsung menuju bus. Kami diberi waktu untuk pamit ke orangtua dan keluarga masing-masing. Ada yang foto-foto, salaman, cipika-cipiki, dsb. Sekejap suasana bahagia berubah menjadi haru biru. Tak sedikit yang menumpahkan airmatanya saat berpisah, termasuk keluarga saya. Ibu, Tante, Mbah, bahkan Ayah saya yang kelihatannya tegar itupun ikut menitihkan airmata, terlihat lebih sedih daripada yang lain. Hanya Yuk Kus (orang yang biasa dimintai tolong keluarga saya) yang nggak nangis. Saya berusaha untuk tidak menangis karena memang saya tidak ingin menangis. Tapi, begitu melihat keluarga saya menangis, saya jadi ikut-ikutan mellow. Saya mellow, tapi saya berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihan saya, supaya keluarga saya tahu, bahwa si Bungsu ini tegar dan mampu mandiri. Lagian sudah dari lama saya belajar mandiri, dari mulai Aliyah.
Daaan... perjalanan dilanjutkan seperti biasa. Ada 3 rombongan bis yang diisi oleh anak D3K Teknik Mesin, Teknik Elektro dari ITS, dan D3K Teknik Kelistrikan dari Polinema. Semuanya dicampur, diacak, tapi tempat duduk boleh milih,
Jujur, saya sama sekali nggak ngerasa sedih. Saya malah ngerasa seneng karena bisa jalan-jalan jauh, terutama ke tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya meskipun hanya lewat. Mungkin karena dari awal saya sudah punya motivasi kalau kerja jauh saya anggap itu sebagai bagian dari jalan-jalan kali yah, jadinya saya enjoy untuk ngejalani. Semoga saja terus seperti ini hingga beberapa bulan ke depan.
Selama perjalanan, kami berhenti di dua tempat rest area, yaitu di Tuban dan Kendal. Tempat makan di Tuban bagus, view belakangnya langsung pantai. Sayangnha saya belom sempet foto-foto.
Ini adalah perjalanan panjang denga bus yang pertama kali saya lakukan dan Alhamdulillah saya sangat menikmatinya.
Oh ya, perjalanan saya ke tempat diklat prajabatan PLN 50 ini melewati jalur pantura. Sampai detik ini, saya sudah melewati rute Surabaya, gresik, lamongan, tuban, rembang, pati, kudus, demak, semarang, kendal, batang, pekalongan, pemalang dan sekarang entah sampai mana. Sepertinya sudah hampir memasuki wilayah Tegal, that's mean that we still need 4.15 hours more to reach the location. Mungkin kami nanti tiba di lokasi kira-kira pukul 04.00.
Temen-temen di bus sudah banyak yang mengheningkan cipta. Dan akhirnya, sekian dulu yang bisa saya bagikan. Maaf jika ada kalimat-kalimat yang membingungkan dikarenakan saya agak-agak mengantuk (sebenernya meski ngantuk juga harus profesional ya, hehe).
Semoga saya bisa menyambung ceritanya sebelum semua gadget dikumpulkan.
Sekian 😊
(PS: foto-foto lainnya menyusul)
0 comments